Pembom GKI Surabaya Diduga Korbankan 2 Balita

bom gereja surabaya

topmetro.news – Ledakan bom di Gereja Kristen Indonesia (GKI) Jalan Diponegoro Surabaya, Jawa Timur, pada sekitar pukul 07.45 WIB, Minggu diduga dilakukan seorang ibu yang membawa dua anak berusia di bawah lima tahun (balita). Pelaku bom bunuh diri beserta anaknya tewas seketika di lokasi kejadian.

Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Besar (Wakapolrestabes) Surabaya Ajun Komisaris Besar Polisi Benny Pramono mengatakan, selain ibu dan kedua anaknya yang tewas, tiga orang warga terluka parah dalam peristiwa tersebut.

“Sementara ini belum ada korban tewas lain. Tiga korban kritis sudah dilarikan ke rumah sakit terdekat,” katanya saat dikonfirmasi di lokasi tempat kejadian perkara.

“Kami masih selidiki identitas pelaku,” ujarnya.

Evakuasi Jasad Pelaku

Hingga saat ini polisi masih mengevakuasi jasad para pelaku yang tercecer di halaman Gereja Kristen Indonesia Jalan Diponegoro Surabaya.

Menurut keterangan saksi yang dihimpun polisi, seorang ibu dengan menggandeng dua orang anak usia balita memaksa memasuki ruang kebaktian di GKI Jalan Diponegoro Surabaya pada sekitar pukul 07.45 WIB.

Saat itu kebaktian di GKI Jalan Diponegoro Surabaya belum dimulai. Menurut jadwal, kebaktian akan berlangsung pada pukul 08.00 WIB.

Ibu dan dua anaknya yang berupaya masuk ke ruang kebaktian ini sempat dihalau oleh seorang sekuriti di pintu masuk Gereja Kristen Indonesia Jalan Diponegoro Surabaya, sebelum kemudian ketiganya meledakkan diri di halaman gereja.

“Sekuriti yang menghalaunya adalah salah satu korban yang terluka parah,” ucap Benny.

Pendataan Korban

Hingga berita ini diturunkan, polisi masih melakukan pendataan terhadap para korban. Polrestabes Surabaya mencatat pada sekitar pukul 08.00 WIB tadi pagi bom bunuh diri meledak di tiga lokasi gereja.

“Sementara ini yang pasti ada tiga lokasi gereja yang diserang oleh pelaku bom bunuh diri. Selain di GKI Jalan Diponegoro, dua lainnya adalah gereja di Jalan Ngagel Madya dan Jalan Arjuno Surabaya,” katanya.

Tiga Ledakan di GPPS

Kepala Rumah Tangga Gereja Pantekosta Pusat Surabaya (GPPS) Suhendro yang menjadi saksi mata kasus pengeboman di gereja tersebut mengaku mendengar tiga kali ledakan. Ledakan pertama pada Minggu (13/5/2018) pagi terdengar sangat keras, disusul ledakan kedua dan ketiga.

Saat kejadian, lanjutnya, pimpinan gereja sedang menyampaikan pengumuman. Tiba-tiba terdengar ledakan keras yang menggetarkan bangku-bangku gereja. Plafon berjatuhan dan kaca-kaca dalam gereja pecah.

Para jemaat pun berlarian ke pintu belakang gereja. Jumlah jemaat diperkirakan sekitar 1.500 orang, terdiri dari orang dewasa dan anak-anak. “Halaman depan depan gereja porak-poranda,”katanya.

Bom dari Mobil

Sedangkan petugas keamanan Gereja Pantekosta, Erens A Ratupa mengaku melihat bom dilempar oleh seseorang dari sebuah mobil yang merangsek masuk ke halaman gereja.

“Saya melihat dengan jelas ada orang yang keluar dari mobil, tiba-tiba lari masuk dan melemparkan bom itu. Mobil mereka ikut terbakar,” katanya.

Sementara itu, dua saksi mata lainnya, Ali Topo (54) dan Darsono (49), membenarkan bahwa ledakan pertama di Gereja Pantekosta mengakibatkan sejumlah kendaraan bermotor yang diparkir terbakar.

Ali yang bertempat tinggal di belakang gereja mengatakan, ledakan terjadi lebih dari dua kali. Ledakan pertama terdengar paling keras, sehingga sejumlah serpihan material sampai di halaman rumahnya.

“Sampai-sampai buah jambu di rumah saya ikut rontok karena sedemikian kuatnya guncangan ledakan bom,” ujar Ali yang mengaku langsung lari ke ke depan gereja.

Naik Sepeda Motor

Ali juga melihat sejumlah korban luka berlarian.

Rekannya, Darsono yang merekam kejadian itu dengan telepon seluler, membenarkan pernyataan Ali.

Saksi mata lainnya, Samsyiah (41)–penjual nasi yang kedainya berhadap-hadapan dengan gereja–menjelaskan bahwa ia juga melihat dua laki-laki berboncengan sepeda motor yang langsung masuk ke dalam gereja. Beberapa saat kemudian terdengar ledakan keras.

Namun, ia mengaku tidak tahu, apakah yang terjatuh di depan gereja itu adalah dua pelaku pembawa bom atau bukan. Karena kemudian ia melihat kobaran api dan asap hitam. (TM-RED)

Related posts

Leave a Comment